Share this:

Gen Z dan Produk Genderless Part 2

26 January 24

Konsep genderless yang muncul sebagai respons terhadap perilaku berbelanja Gen Z, menawarkan kebebasan berekspresi tanpa batas sekaligus menjadi bagian dari pergerakan positif di era sekarang. Pandangan tersebut memberikan wawasan terkait karakteristik brand yang mengusung konsep genderless. Uniqlo, Erigo, Base, dan Dermies merupakan beberapa brand yang dianggap sukses menerapkan konsep tersebut. Pembahasan mengenai studi kasus brand ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya. 

Uniqlo 

Sejak awal kemunculannya, Uniqlo sudah melakukan pendekatan komunikasi yang memberikan kesan genderless melalui konsep visual yang secara konsisten menampilkan kedua gender dengan gaya berbeda untuk satu jenis produk. 

“The way they said ‘Streetwear for Everyone’ itu langsung mengubah pandangan bahwa cewek harus pakai jenis kemeja ini, cowok harus pakai jenis ini.” — Afi, 22, perempuan

Selain itu, Uniqlo juga mengkomunikasikan penggunaan teknologi pada setiap produknya, seperti DRY-EX dan AIRism. Melalui pendekatan ini, Uniqlo hadir sebagai brand yang mengutamakan komunikasi terkait manfaat dan fitur produk, alih-alih mengkategorikannya dalam kategori gender. Bagi konsumen, hal ini juga menjadi poin penting, terutama bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan dan kualitas pakaian dalam jangka panjang.

Erigo

Erigo hadir dengan pendekatan komunikasi yang unik, dengan tidak mengkategorikan produknya secara spesifik berdasarkan gender. Meski begitu penyajian visualnya tetap membedakan tampilan atau gaya produk ketika dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Selain menonjolkan fungsionalitasnya, Erigo juga mempertegas komitmennya terhadap keragaman aktivitas dan kontribusi dengan melibatkan seniman dengan berbagai latar belakang, seperti band metal Deadsquad, dan girlband JKT48. Karya dan segmentasi yang cenderung bertolak belakang ternyata menghasilkan pendekatan unik tentang bagaimana Erigo menghadirkan konsep gender equality pada kampanye mereka. Pendekatan ini menjadi nilai tambah yang signifikan di mata Gen Z yang aktif, mereka cenderung menilai suatu brand dari perspektif nilai dan kontribusi yang diusungnya.

Dermies

Dermies, yang diambil dari istilah lapisan kulit, menonjolkan kesan ceria melalui penampilan visual yang mewakili semangat generasi muda. Hal ini menegaskan bahwa brand ini secara khusus ditujukan untuk Gen Z. Dengan fokus pada segmen "youngster" secara keseluruhan, Dermies menghindari penggunaan label gender dan menyajikan produk yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

“Ada foto yang gue liat jadi kepingin deh kulit muka gue juga kayak gitu. Dengan adanya visualisasi all genders, ada cowok dan anak muda, menurut gue this brand open to all genders. Secara langsung kan ngasih tau soal genderless juga.” — Yudhis, 22, laki-laki

Kolaborasi terbaru Dermies dengan Teh Botol Sosro mencerminkan keunikan tersendiri dan menunjukkan komitmen Dermies sebagai brand yang berfokus pada Gen Z. Kolaborasi ini menegaskan upaya Dermies untuk menyajikan variasi produk yang relevan bagi semua gender, seperti halnya melibatkan produk minuman yang telah menjadi ikon.

Dampak Positif Genderless bagi Gen Z dan Brand

Setelah mengulas konsep genderless dan pandangan Gen Z terhadapnya, bagaimana konsep ini dapat memberikan dampak positif baik bagi Gen Z maupun brand? Gen Z tentunya akan memiliki akses ke beragam produk yang memberikan kenyamanan dan merepresentasikan diri mereka sebagaimana yang diinginkan. Selain itu, mereka juga dapat mendukung nilai-nilai positif melalui pemilihan produk genderless, yang merupakan aspek positif dari adopsi konsep ini. 

“Genderless sebagai kesetaraan aja. Jadi ga ada pembedaan gitu.” — Alifia, 24, perempuan

“(Brand genderless) Bagus, they value humanity that much. They value equality that much. Menurut gue, it’s a positive movement. It should be followed by other brands juga.” — Afi, 22, perempuan. 

Bagi brand, ini merupakan peluang untuk tetap relevan dengan isu-isu terkini dan menarik lebih banyak pasar. Mempertahankan keterikatan dengan konsumen adalah salah satu kunci bagi brand untuk bertahan di tengah perubahan, dan tentu saja hal ini akan berdampak positif pada citra brand yang menganut konsep genderless.

Melalui adopsi konsep genderless, Gen Z dan generasi lainnya telah mengambil peran untuk menantang stereotip yang sudah ada dan menciptakan lingkungan yang aman bagi individu untuk berekspresi. Tentu ini adalah tantangan bagi brand, dan Milestone sebagai brand consultant terbaik di Indonesia, hadir untuk memberikan solusi dan wawasan yang bisa membawa brand Anda agar semakin relevan dengan generasi dan tren saat ini. Let’s connect!